Perbandingan Arsitektur Post Modern dengan Gaya Lainnya

Yagan Square di Perth, Australia menggunakan COLORBOND®. Didesain oleh Iredale Pederson Hook Architects. Salah satu contoh penerapan arsitektur postmodern.
Yagan Square di Perth, Australia menggunakan COLORBOND®. Didesain oleh Iredale Pederson Hook Architects. Salah satu contoh penerapan arsitektur postmodern.

Arsitektur post modern adalah salah satu gaya arsitektur yang berkembang pada akhir abad ke-20 sebagai reaksi terhadap arsitektur modern. Gaya ini dikenal dengan eklektismenya, penggunaan ornamen, dan campuran elemen dari berbagai periode sejarah.

Memahami perbandingan antara arsitektur post modern dengan gaya arsitektur lain sangat penting. Hal ini membantu kita menghargai keunikan setiap gaya dan memahami bagaimana masing-masing gaya memberikan kontribusi terhadap perkembangan desain arsitektur. Dalam artikel ini, kita akan membandingkan arsitektur post modern dengan arsitektur modern, minimalis, dan klasik.

Perbandingan dengan Arsitektur Modern

  1. Ciri-Ciri Utama
    • Desain Minimalis vs. Desain Eklektik
      Arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan dan fungsionalitas dengan desain minimalis. Sementara itu, arsitektur post modern mengadopsi desain eklektik yang menggabungkan berbagai elemen dari berbagai gaya dan periode.
    • Penggunaan Material dan Warna
      Bangunan modern cenderung menggunakan material industri seperti baja dan kaca, serta palet warna monokrom. Sebaliknya, arsitektur post modern lebih bebas dalam penggunaan material dan warna, sering kali menggunakan palet yang lebih beragam dan mencolok.
  2. Contoh Bangunan
    • Bangunan Modern Terkenal
      Contoh terkenal dari arsitektur modern adalah Villa Savoye karya Le Corbusier dan Farnsworth House karya Ludwig Mies van der Rohe. Kedua bangunan ini mencerminkan prinsip-prinsip arsitektur modern dengan bentuk yang sederhana dan fungsional.
    • Bangunan Post Modern Terkenal
      Contoh terkenal dari arsitektur post modern adalah Vanna Venturi House karya Robert Venturi dan AT&T Building (sekarang Sony Tower) karya Philip Johnson. Bangunan ini menampilkan eklektisme dan penggunaan ornamen yang khas dari gaya post modern.
Yagan Square di Perth, Australia menggunakan COLORBOND®. Didesain oleh Iredale Pederson Hook Architects. Salah satu contoh penerapan arsitektur postmodern.
Yagan Square di Perth, Australia menggunakan COLORBOND®. Didesain oleh Iredale Pederson Hook Architects. Salah satu contoh penerapan arsitektur postmodern.

Perbandingan dengan Arsitektur Minimalis

  1. Ciri-Ciri Utama
    • Simplicity vs. Ornamentation
      Arsitektur minimalis menekankan pada kesederhanaan, dengan bentuk yang bersih dan garis yang jelas. Gaya ini menghindari ornamen dan dekorasi yang tidak perlu. Sebaliknya, arsitektur post modern merayakan keragaman dan sering kali menggunakan ornamen sebagai elemen desain utama.
    • Filosofi Desain
      Arsitektur minimalis berfokus pada “less is more,” dengan tujuan menciptakan ruang yang tenang dan harmonis. Arsitektur post modern, di sisi lain, sering kali mengadopsi pendekatan “less is a bore,” yang mendorong penggunaan elemen dekoratif dan simbolik untuk menciptakan makna tambahan.
  2. Contoh Bangunan
    • Bangunan Minimalis Terkenal
      Contoh terkenal dari arsitektur minimalis adalah karya-karya Tadao Ando seperti Church of the Light dan Museum of Modern Art di Fort Worth. Bangunan ini menampilkan penggunaan material yang sederhana dan desain yang bersih.
    • Bangunan Post Modern Terkenal
      Contoh terkenal dari arsitektur post modern adalah Portland Building karya Michael Graves dan Piazza d’Italia karya Charles Moore. Bangunan ini menampilkan penggunaan warna yang cerah dan ornamen yang unik.

Perbandingan dengan Arsitektur Klasik

  1. Ciri-Ciri Utama
    • Penggunaan Elemen Klasik dalam Desain Modern
      Arsitektur klasik dikenal dengan penggunaan kolom, pedimen, dan proporsi simetris yang ketat. Arsitektur post modern sering kali mengadopsi elemen-elemen klasik ini namun dengan pendekatan yang lebih bebas dan kreatif, sering kali menggabungkan dengan elemen modern dan post modern lainnya.
    • Fungsi dan Estetika
      Arsitektur klasik biasanya menekankan fungsi dan estetika yang harmonis, dengan desain yang berfokus pada keindahan dan proporsi. Arsitektur post modern, di sisi lain, lebih fleksibel dan tidak terikat pada aturan-aturan estetika yang kaku, menciptakan ruang yang lebih dinamis dan beragam.
  2. Contoh Bangunan
    • Bangunan Klasik Terkenal
      Contoh terkenal dari arsitektur klasik adalah Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma. Bangunan ini menampilkan penggunaan elemen klasik seperti kolom Doric dan Corinthian serta proporsi yang simetris.
    • Bangunan Post Modern dengan Elemen Klasik
      Contoh terkenal dari arsitektur post modern yang mengadopsi elemen klasik adalah Piazza d’Italia karya Charles Moore dan Neue Staatsgalerie di Stuttgart karya James Stirling. Bangunan ini menampilkan penggunaan elemen klasik dengan interpretasi modern yang unik.
Yagan Square di Perth, Australia menggunakan COLORBOND®. Didesain oleh Iredale Pederson Hook Architects. Salah satu contoh penerapan arsitektur postmodern.
Yagan Square di Perth, Australia menggunakan COLORBOND®. Didesain oleh Iredale Pederson Hook Architects. Salah satu contoh penerapan arsitektur postmodern.

Perbandingan antara arsitektur post modern dengan gaya arsitektur lain menunjukkan keunikan dan kekayaan masing-masing gaya. Arsitektur post modern menonjolkan eklektisme dan penggunaan ornamen yang berbeda dengan kesederhanaan arsitektur modern dan minimalis. Sementara arsitektur klasik mengedepankan proporsi dan keindahan yang harmonis, arsitektur post modern memanfaatkan elemen klasik dengan cara yang lebih bebas dan kreatif.

Memilih gaya arsitektur yang sesuai tergantung pada konteks dan tujuan desain. Setiap gaya memiliki keunggulan dan karakteristik tersendiri yang dapat diadaptasi sesuai kebutuhan. Pemahaman tentang perbedaan dan persamaan ini membantu kita dalam menghargai dan mengapresiasi keragaman dalam dunia arsitektur.